JAKARTA – Meski terpuruk di klasemen penjualan SUV ladder frame 4×4 dan double cabin di Indonesia, Isuzu belum angkat Bendera putih. Lewat dua jagoannya, Isuzu Mux dan D-Max, pabrikan asal Jepang ini terus mencoba mencari celah di pasar yang didominasi oleh Toyota dan Mitsubishi.
Dalam ajang **Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025** di ICE BSD, Jumat (25/7), Heri Wasesa, Operation Support & Development Division Head PT Astra International Tbk – Isuzu Sales Operation (ISO), secara terbuka mengakui rendahnya performa penjualan Mux dan D-Max dibanding para pesaing.
“Kalau bicara soal tiga brand utama, hari ini kami memang ada di bawah, secara share. Fokus kami sekarang hanya pada sisi konsumen,” ujar Heri yang dilansir dari CNN Indonesia, 27 Juli 2025.
Isuzu, kata dia, tidak terlalu mengejar angka penjualan secara masif di segmen ini. Sebaliknya, perusahaan lebih menempatkan Mux dan D-Max sebagai kendaraan pendukung untuk kebutuhan komersial para pelanggan fleet.
“Unit Mux 4×4 dan D-Max ini kami hadirkan sebagai line up support terhadap konsumen kami di kendaraan komersial. Fokus kami memberikan pelayanan menyeluruh,” tambahnya.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) untuk Januari–Juni 2025, Isuzu memang belum mampu bersaing ketat. Distribusi (wholesales) **Mux 4×4** tercatat hanya **72 unit**, berada di posisi kelima di bawah Toyota Fortuner (1.236 unit), Mitsubishi Pajero Sport (1.175 unit), Baic BJ40 (201 unit), dan Ford Everest (187 unit). Bahkan hanya sedikit lebih unggul dari Nissan Terra yang hanya laku 28 unit.
Sementara untuk segmen double cabin, nasib Isuzu D-Max lebih memprihatinkan. Dalam periode yang sama, D-Max hanya mencatatkan **17 unit**, jauh tertinggal dari **Toyota Hilux** (6.212 unit), **Mitsubishi Triton** (3.987 unit), dan **Ford Ranger** (165 unit).
Kendati demikian, Heri menegaskan Isuzu tetap berkomitmen melakukan berbagai upaya untuk mendorong penyerapan pasar di segmen ini. Salah satunya adalah dengan menyegarkan tampilan Isuzu Mux dalam GIIAS 2025. Meski perubahan yang dibawa tergolong minor, perusahaan optimistis hal itu bisa memberikan pembeda di pasar.
“Ya tentu kami akan berusaha bertumbuh sebaik mungkin. Tapi kalau bicara LCV (low commercial vehicle), posisi Mux dan D-Max saat ini adalah sebagai kendaraan pendukung kebutuhan konsumen komersial,” jelasnya.
Di kesempatan yang sama, Catharina Bathari Dharmastuti , Marketing Development & Digitalization Department Head PT Astra International Tbk – ISO, menyampaikan Isuzu Indonesia terus mendapat dukungan penuh dari prinsipal di Jepang dan Thailand.
“Kami tetap terus berkomunikasi dengan prinsipal. Mereka datang langsung ke Indonesia untuk melihat peluncuran dan mendukung strategi kami,” tuturnya. (*/Whd)